Minggu, 28 Juni 2015

Coretan Keraguan - RAGU



RAGU
Ahmad Zaelani


Malam seperti biasa dimana suasana kampus menjadi teman yang mungkin akan terus menjadi teman sunyi di kala malam dengan suara teriakan sana sini yang tak diketahui dari mana datangnya teriakan itu, teriakan yang menandakan bahwa ada kumpulan orang-orang yang melakukan kegiatannya sendiri tanpa beban dan terus terbenam oleh keasyikan di kelompoknya. Ada suatu ketika diri ini tak semenarik biasanya, tak melakukan kebiasaan yang orang lain sudah paham, tak menatap mata dirinya yang sudah menjadi kebiasaan rutin, dan tak memberikan garis 10 detik yang sudah menjadi bumbu di malam hari.

Aku sangat senang ketika dirinya terlihat begitu semangat, terlihat begitu ceria, dan sangat lepas mengeluarkan tawa yang sangat khas walaupun itu semua hadir bukan denganku, dan diri ini hanya perhatikan hal tersebut secara diam dan memberikannya garis 10 detik ketika ia menengok ke arahku. Sebelum begitu jauh masuk ke dalam tulisan ini, aku hanya ingin menakankan bahwa aku hanyalah seorang pengamat yang memperhatikan seorang gadis yang ada di dalam tujuan dan harapan hidupku, hanya mengamati, tidak lebih, jadi tidak ada untukku hak dan lainnya untuk bisa memaksakan apa yang aku mau.

Baik itu disadari atau pun tidak, mata ini selalu memperhatikan gerak gerik dirinya yang menurutku memang patut untuk diperhatikan agar aku bisa belajar tentang dirinya lewat gerak bukan hanya dengan bahasa ucapan dari dirinya.  Hingga samapai suatu ketika aku sering kali heran dan ragu dengan apa yang ia lakukan, ingat aku hanya memperhatikan dan ini adalah asumsi pribadiku tentang dirinya. Entah apa yang merasuki pikiranku sehingga aku berpikir hal yang sepertinya tidak mungkin. Aku melihat dirinya begitu akrab dengan banyak orang, namun kutahu bahwa ia memang akrab dengan orang itu dan tak bisa dipungkiri aku pun tahu bahwa ia juga melakukan texting dengan orang itu. Aku berusaha berpikir positif dan tetap menganggap bahwa itu tidak ada artinya. Namun apa yang merasuki pikiran ini begitu kuat hingga aku teringat dengan suatu perbincangan yang saat itu terjadi hingga pukul 3 pagi sebelum ramadhan. Aku sengaja memancing dan melihat bahwa dirinya juga melakukan texsing yang begitu intens dan ada hal yang ditutupi dan aku tak diizinkan untuk melihat, aneh memang. Entah apa yang ditutupi sampai saat ini aku pun tak mengetahuinya. Hal itulah yang membuat perasaan ragu bercampur pikiran yang kacau mengobrak-abrik semuanya, terkadang keraguan itu hadir dan membuat ku terdiam seketika. Memang mungkin ini hanyalah ketakutanku akan kehilangan, tapi aku hanya memperhatikan dirinya dan itulah yang kulihat, sangat akrab, nyaman, ceria, dan tanpa beban. Itulah yang kudapat ketika ku perhatikan dirinya dengan orang lain dan yang menjadi keraguan tertinggiku adalah apakah hal tersebut terjadi ke semua orang di dekatnya? canda tawa, hingga texting yang intens juga dilakukan ke semua.

Barat Jakarta, 28 Juni 2015

Tidak ada komentar: