RAGU
Ahmad Zaelani
Malam
seperti biasa dimana suasana kampus menjadi teman yang mungkin akan terus
menjadi teman sunyi di kala malam dengan suara teriakan sana sini yang tak
diketahui dari mana datangnya teriakan itu, teriakan yang menandakan bahwa ada
kumpulan orang-orang yang melakukan kegiatannya sendiri tanpa beban dan terus
terbenam oleh keasyikan di kelompoknya. Ada suatu ketika diri ini tak semenarik
biasanya, tak melakukan kebiasaan yang orang lain sudah paham, tak menatap mata
dirinya yang sudah menjadi kebiasaan rutin, dan tak memberikan garis 10 detik
yang sudah menjadi bumbu di malam hari.
Aku sangat
senang ketika dirinya terlihat begitu semangat, terlihat begitu ceria, dan
sangat lepas mengeluarkan tawa yang sangat khas walaupun itu semua hadir bukan
denganku, dan diri ini hanya perhatikan hal tersebut secara diam dan
memberikannya garis 10 detik ketika ia menengok ke arahku. Sebelum begitu jauh
masuk ke dalam tulisan ini, aku hanya ingin menakankan bahwa aku hanyalah
seorang pengamat yang memperhatikan seorang gadis yang ada di dalam tujuan dan
harapan hidupku, hanya mengamati, tidak lebih, jadi tidak ada untukku hak dan
lainnya untuk bisa memaksakan apa yang aku mau.
Baik itu
disadari atau pun tidak, mata ini selalu memperhatikan gerak gerik dirinya yang
menurutku memang patut untuk diperhatikan agar aku bisa belajar tentang dirinya
lewat gerak bukan hanya dengan bahasa ucapan dari dirinya. Hingga samapai suatu ketika aku sering kali
heran dan ragu dengan apa yang ia lakukan, ingat aku hanya memperhatikan dan
ini adalah asumsi pribadiku tentang dirinya. Entah apa yang merasuki pikiranku
sehingga aku berpikir hal yang sepertinya tidak mungkin. Aku melihat dirinya
begitu akrab dengan banyak orang, namun kutahu bahwa ia memang akrab dengan orang
itu dan tak bisa dipungkiri aku pun tahu bahwa ia juga melakukan texting dengan orang itu. Aku berusaha
berpikir positif dan tetap menganggap bahwa itu tidak ada artinya. Namun apa
yang merasuki pikiran ini begitu kuat hingga aku teringat dengan suatu perbincangan
yang saat itu terjadi hingga pukul 3 pagi sebelum ramadhan. Aku sengaja
memancing dan melihat bahwa dirinya juga melakukan texsing yang begitu intens dan ada hal yang ditutupi dan aku tak
diizinkan untuk melihat, aneh memang. Entah apa yang ditutupi sampai saat ini
aku pun tak mengetahuinya. Hal itulah yang membuat perasaan ragu bercampur
pikiran yang kacau mengobrak-abrik semuanya, terkadang keraguan itu hadir dan
membuat ku terdiam seketika. Memang mungkin ini hanyalah ketakutanku akan kehilangan,
tapi aku hanya memperhatikan dirinya dan itulah yang kulihat, sangat akrab,
nyaman, ceria, dan tanpa beban. Itulah yang kudapat ketika ku perhatikan
dirinya dengan orang lain dan yang menjadi keraguan tertinggiku adalah apakah
hal tersebut terjadi ke semua orang di dekatnya? canda tawa, hingga texting
yang intens juga dilakukan ke semua.
Barat
Jakarta, 28 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar