Istimewa
Oleh Ahmad Zaelani
Pada tulisan sebelumnya aku telah menjelaskan bagaimana harapanku terhadap dirinya yang memiliki garis keindahan 10 detik. Tentang apa yang sedang aku lakukan dan mengapa aku melakukan itu semua. Namun semua itu tentunya memiliki alasan tersendiri. Dan alasan tersebut adalah karena bentuk keistimewaan yang dimiliki oleh dirinya yang mungkin hanya diri ini yang dapat merasakan, walaupun apa yang diri ini rasakan tidak sepenuhnya dapat ku rasakan dengan leluasa karena adanya sekat, aah bangsat!! Lagi-lagi sekat! Persetan dengan sekat itu, sudahlah bung, fokus.
Maaf saudara sekalian, aku jadi tidak fokus karena sekat itu. Baiklah kali ini aku akan coba gambarkan bagaimana keistimewaannya sehingga dapat memberikan alasan mengapa aku harus menunggu.
Sejatinya memang sudah lama diri ini merasakan keistimewaan darinya, bahkan dirinya pun sudah merasakan hal yang sama, hanya saja semua tidak berjalan dengan baik karena diri ini memiliki sekat waktu itu, dan dirinya belum, hingga saat ini semua berjalan terbalik, dan keistimewaan semakin terasa. Satu yang paling istimewa adalah garis yang hadir setelah 10 detik dari wajahnya yang sangat menggemaskan. Sebelumnya garis itu tidak terlihat nyata, dan ia berpikir bahwa mungkin hanya guyonan semata dan tidak memiliki arti, hingga akhirnya aku menjelaskan alasan dan kulakukan terus menerus untuk membuatnya yakin bahwa yang ia pikir sebagai guyonan adalah kenyataan yang sebenarnya serius dan datang bukan dari pikiran tapi dari hati.
Saat ini garis yang ku katakana 10 detik itu benar-benar terasa bahkan ketika garis itu menghilang, aku sungguh mencarinya kemana garis itu pergi, dan tanpa ku sadari, hal yang sama pun terjadi pada dirinya. Suatu ketika aku tidak sengaja tidak mengeluarkan “guyonan nyata” pada dirinya dan kemudian ternyata ia berkicau bahwa ia mencari dan menunggu garis yang dikatakannya guyonan itu. Entah apa yang membuat dirinya seperti ini, diri ini semakin bingung dengan kenyataan. Namun itulah yang membuat diri ini semakin percaya diri untuk menunggu hancurnya sekat di ruang ini.
Ahh goblok, sekat lagi, sekat lagi!!
Mungkin sejak tadi aku hanya menceritakan tentang garis, garis dan garis, lalu dimana keistimewan lainnya?
Dalam diri seorang wanita tentu tidak terlepas dari kesan feminis, dan dalam dirinya kesan feminis itu mampu hadir dan diimbangi dengan ketidakberlebihan seorang wanita, terkadang ia terlihat anggun dan terkadang tidak, tapi hebatnya ia bisa mengimbangi keduanya dan tetap terlihat sebagai dirinya yang energic dan menawan. Ahh iya dan yang membuat diri ini semakin terpikat adalah ketika ia meneteskan air matanya dihadapanku dan mampu tersenyum kembali entah itu karenaku atau bukan yang jelas itu adalah keistimewaan tersendiri dibalik sosok yang energic ia mengaku bahwa dirinya adalah gadis yang cengeng. Sebelumnya aku tak percaya bahwa ia sangat mudah meneteskan air mata, hingga sampai suatu ketika selama satu jam ia meneteskan air matanya di balik kaca helm, itu membuatku sedikit kaget, segitu besarnya salahku hingga aku diberikan air mata yang begitu deras selama satu jam. Aku hanya bisa mengobati hal tersebut dengan cara tertawa. Dasar bodoh kenapa ditertawakan? Ya begitulah aku belum terlalu mengerti bagaimana caranya menghapus tetesan itu dengan tepat. Mungkin inilah kelemahanku, dan diriku perlu waktu untuk mempelajari itu.
Saat ini waktu tengah menunjukkan pukul 4 pagi, dan aku masih sulit merangkai kata bagaimana menggambarkan betapa istimewa dirinya. Ia mampu hadir di tengah kekosongan hingga akhirnya diri ini masuk ke dalam ruang yang terdapat sekat. Ahh tai sekat lagi sekat lagi.
Mungkin yang dapat mewakilkan betapa istimewanya adalah ketika jemari ini mengetik sebuah pesan maka diri ini mengeluarkan senyum yang tidak bisa ditutupi, lalu ketika diri ini menatap wajahnya seakan tak bisa begitu saja melepaskan pandangan dari matanya sebelum garis itu hadir melelehkan tatapan, kemudian ketika berada bersama mulut ini tak dapat berkata seperti apa yang telah direncanakan sehingga seketika keduanya berdiam dan bingung ingin berkata apa hingga akhirnya keduanya berpisah dan baru sadar kenapa aku tidak berbicara seperti ini, dan yang paling terlihat bahwa ia istimewa adalah ketika diri ini memutuskan untuk menunggu sampai waktu itu tiba.
Dan mungkin hanya sedikit keistimewaan yang ku coret-coret disini, tapi sungguh sejatinya keistimewaan itu sangat luar biasa terasa terutama yang tidak bisa ku jabarkan disini.
Bangun Nusa, 20 Juni 2015
Oleh Ahmad Zaelani
Pada tulisan sebelumnya aku telah menjelaskan bagaimana harapanku terhadap dirinya yang memiliki garis keindahan 10 detik. Tentang apa yang sedang aku lakukan dan mengapa aku melakukan itu semua. Namun semua itu tentunya memiliki alasan tersendiri. Dan alasan tersebut adalah karena bentuk keistimewaan yang dimiliki oleh dirinya yang mungkin hanya diri ini yang dapat merasakan, walaupun apa yang diri ini rasakan tidak sepenuhnya dapat ku rasakan dengan leluasa karena adanya sekat, aah bangsat!! Lagi-lagi sekat! Persetan dengan sekat itu, sudahlah bung, fokus.
Maaf saudara sekalian, aku jadi tidak fokus karena sekat itu. Baiklah kali ini aku akan coba gambarkan bagaimana keistimewaannya sehingga dapat memberikan alasan mengapa aku harus menunggu.
Sejatinya memang sudah lama diri ini merasakan keistimewaan darinya, bahkan dirinya pun sudah merasakan hal yang sama, hanya saja semua tidak berjalan dengan baik karena diri ini memiliki sekat waktu itu, dan dirinya belum, hingga saat ini semua berjalan terbalik, dan keistimewaan semakin terasa. Satu yang paling istimewa adalah garis yang hadir setelah 10 detik dari wajahnya yang sangat menggemaskan. Sebelumnya garis itu tidak terlihat nyata, dan ia berpikir bahwa mungkin hanya guyonan semata dan tidak memiliki arti, hingga akhirnya aku menjelaskan alasan dan kulakukan terus menerus untuk membuatnya yakin bahwa yang ia pikir sebagai guyonan adalah kenyataan yang sebenarnya serius dan datang bukan dari pikiran tapi dari hati.
Saat ini garis yang ku katakana 10 detik itu benar-benar terasa bahkan ketika garis itu menghilang, aku sungguh mencarinya kemana garis itu pergi, dan tanpa ku sadari, hal yang sama pun terjadi pada dirinya. Suatu ketika aku tidak sengaja tidak mengeluarkan “guyonan nyata” pada dirinya dan kemudian ternyata ia berkicau bahwa ia mencari dan menunggu garis yang dikatakannya guyonan itu. Entah apa yang membuat dirinya seperti ini, diri ini semakin bingung dengan kenyataan. Namun itulah yang membuat diri ini semakin percaya diri untuk menunggu hancurnya sekat di ruang ini.
Ahh goblok, sekat lagi, sekat lagi!!
Mungkin sejak tadi aku hanya menceritakan tentang garis, garis dan garis, lalu dimana keistimewan lainnya?
Dalam diri seorang wanita tentu tidak terlepas dari kesan feminis, dan dalam dirinya kesan feminis itu mampu hadir dan diimbangi dengan ketidakberlebihan seorang wanita, terkadang ia terlihat anggun dan terkadang tidak, tapi hebatnya ia bisa mengimbangi keduanya dan tetap terlihat sebagai dirinya yang energic dan menawan. Ahh iya dan yang membuat diri ini semakin terpikat adalah ketika ia meneteskan air matanya dihadapanku dan mampu tersenyum kembali entah itu karenaku atau bukan yang jelas itu adalah keistimewaan tersendiri dibalik sosok yang energic ia mengaku bahwa dirinya adalah gadis yang cengeng. Sebelumnya aku tak percaya bahwa ia sangat mudah meneteskan air mata, hingga sampai suatu ketika selama satu jam ia meneteskan air matanya di balik kaca helm, itu membuatku sedikit kaget, segitu besarnya salahku hingga aku diberikan air mata yang begitu deras selama satu jam. Aku hanya bisa mengobati hal tersebut dengan cara tertawa. Dasar bodoh kenapa ditertawakan? Ya begitulah aku belum terlalu mengerti bagaimana caranya menghapus tetesan itu dengan tepat. Mungkin inilah kelemahanku, dan diriku perlu waktu untuk mempelajari itu.
Saat ini waktu tengah menunjukkan pukul 4 pagi, dan aku masih sulit merangkai kata bagaimana menggambarkan betapa istimewa dirinya. Ia mampu hadir di tengah kekosongan hingga akhirnya diri ini masuk ke dalam ruang yang terdapat sekat. Ahh tai sekat lagi sekat lagi.
Mungkin yang dapat mewakilkan betapa istimewanya adalah ketika jemari ini mengetik sebuah pesan maka diri ini mengeluarkan senyum yang tidak bisa ditutupi, lalu ketika diri ini menatap wajahnya seakan tak bisa begitu saja melepaskan pandangan dari matanya sebelum garis itu hadir melelehkan tatapan, kemudian ketika berada bersama mulut ini tak dapat berkata seperti apa yang telah direncanakan sehingga seketika keduanya berdiam dan bingung ingin berkata apa hingga akhirnya keduanya berpisah dan baru sadar kenapa aku tidak berbicara seperti ini, dan yang paling terlihat bahwa ia istimewa adalah ketika diri ini memutuskan untuk menunggu sampai waktu itu tiba.
Dan mungkin hanya sedikit keistimewaan yang ku coret-coret disini, tapi sungguh sejatinya keistimewaan itu sangat luar biasa terasa terutama yang tidak bisa ku jabarkan disini.
Bangun Nusa, 20 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar