Pilihan yang tepat untuk kalian yang membuka blog ini, cerpen adalah cerita yang menceritakan satu masalah yang terjadi dan fokus pada masalah tersebut. Berikut adalah contoh cerita pendek yang saya tulis dalam tugas Sastra Indonesia saya.
Ibu Mery adalah seorang guru sekolah
dasar di salah satu sekolah di Indonesia, ia dikenal sebagai guru yang ramah,
baik dan penuh perhatian namun cukup keras terhadap anak-anak muridnya. Seperti
guru-guru pada umumnya ia sangat sayang dan cinta terhadap semua muridnya. Ibu
Mery memiliki seorang murid yang berbeda dai murid lainnya, walau sekilas tak
ada perbedaan dari sosok anak tersebut. Erik namanya, ia adalah seorang murid
kelas V yang cukup menjadi sorotan bagi para guru terutama dengan Ibu Mery yang
cukup memberikan perhatian kepadanya, Erik merupakan anak yang selalu ceria di
setiap saat sehingga teman-temannya pun senang terhadapnya.
Suatu pagi yang sejuk menghantarkan
embun untuk memberi kesejukan kepada semua orang, tak terkecuali anak-anak
murid di sekolah dasar itu dimana tempat Erik menuntut ilmu. Angin yang bertiup
secara perlahan membuat suasana pagi hari itu menjadi lebih tenang dan damai.
Sekiranya pukul 6:30 bel sekolah pun berbunyi tanda masuk sekolah, anak-anak
pun dengan tertib segera memasuki ruangan kelasnya masing-masing, begitu pun
dengan Erik yang sedari tadi menatap dan menghirup kesejukan pagi di depan
kelasnya.
“Selamat pagi anak-anak” terdengar
sapaan Ibu Mery yang tampak sangat bersemangat untuk mengajar para muridnya.
“Selamat pagi Ibu Mery..” jawab para
murid yang ada di dalam kelas.
Ibu Mery pun
dengan penuh semangat langsung mempersiapkan murid-muridnya untuk belajar dan
menyimak apa yang ia jelaskan, karena pagi itu sangat indah semua murid yang
berada di dalam kelas pun ikut ceria termasuk Ibu Mery. Namun ketika Ibu Mery
sedang menerangkan pelajaran kepada anak-anak, ia melihat ada yang berbeda dari
sosok Erik. Ibu Mery terus memperhatikan gerak-gerik anak itu, setelah dilihat
dan dipandangnya cukup lama ternyata benar ada yang berbeda dari Erik. Hari itu
ia tidak terlihat seperti Erik yang biasanya, Erik yang dikenal sebagai anak
yang ceria, selalu menebarkan senyum manisnya dan membuat orang lain tertawa.
Kali ini Erik terlihat menjadi anak yang sangat pendiam, bahkan lebih pendiam
dari anak murid yang memang memiliki sifat pendiam.
Tak perlu menunggu lebih lama, Ibu
Mery yang sejak tadi memperhatikan Erik yang berubah menjadi pendiam langsung
menghampiri anak itu dan mencoba menanyakan apa yang sedang terjadi kepadanya
sehingga ia seperti itu.
“Rik.. Erik.. ada apa denganmu?
Mengapa kamu diam saja hari ini, cobalah lihat diluar sana, mentari menyambut
kita semua dengan penuh keceriaan, janganlah kamu terdiam seperti itu nak.”
Tanya Ibu Mery kepada Erik.
“hmm.. saya baik-baik saja bu Mery”
jawab Erik dengan nada yang sangat terkejut karena pertanyaan Ibu Mery yang
sangat mengejutkan itu.
Saat itu Erik
berusaha menutupi apa yang terjadi terhadap dirinya, ia tidak ingin Ibu Mery
mengetahui apa yang sebetulnya terjadi.
“Teng… Teng.. Teng.. .” suara bel
berbunyi tanda istirahat.
Anak-anak pun
langsung berhamburan keluar kelas begitupun dengan Erik memanfaatkan kesempatan
ini untuk melarikan diri terhadap Ibu Mery yang sejak tadi ingin mengetahui apa
yang terjadi dengan Erik.
Keesokan harinya Ibu Mery kembali
mengajar anak-anak muridnya, seperti biasa suasana kelas sangat ramai dan
anak-anak pun sangat ceria dan semangat untuk belajar. Hari itu Ibu Mery
memberikan hasil ulangan beberapa hari lalu kepada murid-muridnya, namun ia
terkejut karena melihat hasil ulangan Erik, dengan rasa penuh kecewa Ibu Mery
memberikan coretan nilai yang cukup tebal dan besar, ia memberikan nilai F yang
berarti failed (gagal) kepada Erik. Ibu Mery sangat marah melihat anak muridnya
mendapatkan nilai hasil seperti itu, ia pun langsung menyelidiki apa yang
sebenarnya terjadi dengan Erik. Ibu Mery lantas meminta Erik dating ke
ruangannya untuk mempertanyakan hal tersebut. Seketika Erik terkejut dan heran
mengapa ia dipanggil ke ruangan ibu Mery.
“Teng…Teng…Teng…” bel berbunyi
memanggil para murid untuk pulang karena pelajaran telah usai. Namun saat itu
Erik tidak segera pulang seperti anak murid lainnya, ia terus termenung dan
berjalan perlahan menuju ruangan Ibu Mery untuk memenuhi permintaan sang guru.
Waktu terus berjalan sekolah pun mulai sepi dan suny, yang terdengar hanyalah
suara hembusan angin yang menggoyangkan dedaunan yang ditemani langit biru yang
indah. Erik pun sampai di depan pintu ruangan bu Mery, dengan perlahan ia
memasuki ruangan tersebut yang di dalamnya sudah berada Ibu Mery yang sedari
tadi menunggunya.
“Selamat siang Bu” salam Erik dengan
raut wajah yang heran.
“Siang nak, silahkan duduk!” pinta
Ibu Mery kepada Erik.
“Maaf Bu, ada perlu apa Ibu
memanggil saya ke ruangan Ibu?” Tanya Erik yang semakin bingung.
“Begini Erik, Ibu ingin
mempertanyakan tentang hasil ulangan kamu yang buruk, mengapa kamu mendapat
nilai F? dan bukan hanya itu saja, akhir-akhir ini ibu sering melihat kamu
terdiam, sebenarnya apa yang sedang terjadi padamu nak?” Tanya ibu Mery dengan
rasa penasarannya.
Dengan hati yang bimbang karena
perasaannya yang berada di antara jujur dan tidak. Namun akhirnya Erik
memutuskan untuk menyembunyikan masalahnya kepada Ibu Mery. “Hmm… saya
baik-baik saja bu, tidak ada yang aneh pada diri saya” jawab Erik dseolah-olah
tidak ada masalah. Setelah Erik menjawab pertanyaan itu, ia langsung sesegera
mungkin untuk pamit dan mencoba menghindari pertanyaan-pertanyaan Ibu Mery yang
lainnya.
Keesokan harinya karena Ibu Mery
belum puas terhadap jawaban Erik yang menurutnya itu adalah jawaban yang tidak
jujur dari Erik. Ibu Mery tidak percaya bahwa Erik tidak memiliki masalah
apa-apa. Ibu Mery pun terpikir untuk menyelidiki masalah yang dihadapi Erik
jauh lebih dalam. Ibu Mery mencari tahu masalah tersebut melalui para guru yang
pernah mengajar Erik. Ia mencoba mencari dan membaca buku catatan tentang Erik
dari awal dia masuk sekolah. Saat Ibu Mery membaca catatan Erik, ia terkejut
karena guru kelas 1 mengungkapkan bahwa Erik adalah anak yang cemerlang,
setelah itu guru kelas 2 mengatakan bahwa ibunya Erik terkena peyakit parah.
Ketika Erik kelas 3 ternyata Ibunya yang terkena penyakit parah itu telah
meninggal dunia. Dan ketika ia duduk di kelas 4 Erik sudah tidak bersemangat
untuk sekolah, saat itu ayahnya sudah tidah begitu memperhatikannya. Seiring
berjalannya waktu maslah Erik pun sedikit demi sedikit dilupakannya, namun
entah mengapa di kelas 5 ini Erik kembali dalam keadaan dimana ibunya pergi
meninggalkannya.
Sejak Ibu Mery menyelidiki
permaslahan tersebut ia berpikir bahwa ia telah salah memperlakukan Erik dengan
kasar dan ia sangat malu terhadap perlakuannya tersebut terutama ketika Erik
mendapatkan nilai F. Sekarang Ibu Mery lebih memperhatikan kondisi Erik, ia
memberikan perhatian lebih kepadanya.
Beberapa hari kemudian Natal pun
tiba, seperti biasanya para murid memberikan kado-kado istimewa kepada para
gurunya. Ketika semua murid-murid membawakan hadiah Natal yang dibungkus dengan
pita-pita indah dan kertas yang menyala, lain halnya dengan Erik, hadiah
darinya sangat kumal dan hanya dibungkus dengan kertas coklat yang sudah
sedikit sobek.
“Ibu Mery, ini hadiah untukmu ibu”
kata Erik sambil menyerahkan kadonya.
Ibu Mery dengan
sangat terharu membuka kado Erik dan berkata, “terima kasih nak.”
Anak-anak mulai
mentertawakannya saat mereka tahu bahwa yang diberikan Erik kepada Ibu Mery
hanyalah gelang batu yang beberapa batunya telah hilang dan sebuah botol parfum
yang isinya hanya setengah dari botol tersebut.
Hari berikutnnya setelah sekolah
usai, Erik menunggu Ibu Mery cukup lama untuk mengatakan “Ibu Mery, hari ini
bau wangi anda sangat khas seperti ibu saya, terlebih ditambah dengan gelang
itu, kau begitu cantik bu.”
Ibu Mery pun menangis
cukup lama setelah mendengar kata-kata itu dari mulut Erik.
Perhatian khusus
yang diberikan Ibu Mery membuat hidup Erik semakin membaik. Di akhir tahun,
Erik menjadi murid terpandai di kelasnya. Namun di samping itu Ibu Mery menjadi
berbohong kepada semua muridnya yang mengatakan bahwa ia akan memberikan
perhatian yang adil terhadap semua murid, tetapi pada kenyataannya Ibu Mery
menjadikan Erik sebagai murid kesayangannya dengan memberikan perhatian khusus
yang berbeda dengan anak lainnya.
Satu tahun berlalu setelah kelulusan
Erik dari sekolah itu, Ibu Mery mendapatkan surat yang dikirimkan Erik melalui
pos. Di dalam surat tersebut Erik mengatakan bahwa Ibu Mery adalah guru terbaik
yang pernah dimilikinya.
Sekitar lima
tahun berlalu Erik pun kembali mengirimkan surat kepada Ibu Mery yang
mengatakan bahwa Ibu Mery tetap menjadi guru terbaiknya dan kini ia sudah ingin
lulus SMA.
Suatu pagi yang cukup dingin, ketika
Ibu Mery ingin menghirup udara pagi hari yang sejuk dari halaman rumah sekiranya
empat tahun berikutnya setelah surat kedua yang diterimanya dari Erik ,
terlihat sepucuk surat berada di bawah pintu rumahnya, ia mengira bahwa itu
adalah surat dari Erik, dan ternyata benar itu adalah surat dari Erik. Dalam
surat itu Erik menjelaskan bahwa ia sedang kuliah dan ingin menyelesaikannya
dengan gelar yang tinggi, Erik juga mengungkapkan bahwa Ibu Mery tetap menjadi
guru terbaik selama hidupnya dan guru yang paling disukainya.
Beberapa tahun setelah Erik
menyelesaikan kuliahnya dan mendapat gelar sarjana yang cukup tinggi, ia
kembali mengirimkan surat kepada Ibu Mery, dan kali ini surat tersebut
mengungkapkan bahwa, Erik telah bertemu dan berkencan dengan wanita yang
dicintainya dan akan segera menikahinya, ia meminta Ibu Mery datang dan
menggantikan posisi Ibunya untuk duduk berdampingan dengannya, dalam surat itu
Erik juga mengatakan bahwa ayahnya telah menggial beberapa tahun yang lau, selain
itu ia mengatakan bahwa Ibu Mery tetap menjadi guru terbaiknya dan paling ia
kagumi. Ibu Mery terharu membaca surat dari Erik tersebut ia pun meneteskan air
matanya.
Hari dimana acara pernikahan Erik
pun tiba, Ibu Mery bersiap untuk menghadiri acara tersebut dan menggantikan
posisi ibu Erik. Tak lupa ia pun mengenakan gelang batu yang beberapa batunya
telah hilang dan memakai parfum yang diberikan Erik ketika Natal bersamanya.
Sesampainya Ibu Mery di tempat acara pernikahan Erik ia sangat kagum melihat
Erik telah sukses dan sangat membanggakan, Erik pun menyambut kedatangan tamu
istimewanya tersebut, Erik langsung memeluk sang guru dan berkata
“Terima
kasih Ibu Mery kau telah datang ke acara ini, terima kasih kau telah merubahku
menjadi sosok yang terpenting dalam hidupmu”
Dengan air mata
yang berlinang, Ibu Mery menjawab perkataannya, “Erik, kaulaah yang membuat
dirimu berubah menjadi seperti ini, dan kaulah yang mengajariku tentang
bagaimana cara mendidik dengan benar”
“Terima kasih ibu, kau selalu tetap
menjadi guru terbaik yang pernah ku miliki selama hidupku, kau begitu berarti
bagiku bu.”. “kau tampak sangat cantik dengan memakai gelang itu dan parfummu
masih sama seperti ibuku, terima kasih ibu.” Saut Erik sambil memeluk Ibu Mery
dengan penuh kasih sayang.
Acara pun dimulai dan dengan bangga
Ibu Mery duduk di samping Erik menggantikan posisi ibunya sebagai orang tua
mempelai.
Erik adalah
murid yang menjadi kebanggaan Ibu Mery dan Ibu Mery adalah guru yang menjadi
guru terbaik Erik selama hidupnya di dunia ini.
itulah cerita pendek yang saya tulis untuk tugas Sasta Indonesia, semoga dapat menjadi referensi anda semua dalam menulis cerpen ya. silahkan lihat contoh naskah pidato untuk lebih paham tentang sistematika naskah pidato yang baik dan benar.
follow saya , terima kasih sudah mengunjungi blog ini.
itulah cerita pendek yang saya tulis untuk tugas Sasta Indonesia, semoga dapat menjadi referensi anda semua dalam menulis cerpen ya. silahkan lihat contoh naskah pidato untuk lebih paham tentang sistematika naskah pidato yang baik dan benar.
follow saya , terima kasih sudah mengunjungi blog ini.
2 komentar:
Pesannya apa
Pesan nya apa
Posting Komentar