Kepercayaan-kepercayaan terhadap hal-hal gaib pada masa lampau (orang lampung menyebut zaman tumi) masih dapat dilihat pada upacara-upacara adat. Salah satunya adalah kepercayaan terhadap dewa-dewa.
Dewa Pencipta Alam Semesta
Nama
dewa ini adalah :Sang Hyang Sakti” yang dianggap sebagai pencipta alam
beserta isinya sehingga dalam ilmu-ilmu perdukunan dan mantera-mantera
(tetangguh) baik didarat, laut dan di sungai, selalu lidah menjadi
tumpuan harapan untuk memohon keselamatan pada saat itu juga.
DEWI (Dewi Wanita)
Di Lampung disebut juga : “Muli Putri” atau
“Bidadari”. Pada waktu orang bertemu sumur yang jernih atau kolam yang
rapid an terurus baik di dalam hutan belantara maka kolam/sumur ini
dikatakan sebagai “Pangkalan Muli” yang berarti Tempat bidadari, Putri atau pemandian bidadari yang turun dari kayangan,
Demikian
pula pada waktu pagi hari raya Idul fitri, orang-orang kampong akan
saling mendahului mandi di Pangkalan Putri, karena masyarakat
beranggapan bahwa yang pertama kali tiba di pemandian tersebut akan
mencium bau wewangian sebagai tanda bidadari-bidadari baru saja pergi
setelah mandi di pemandian tersebut.
Anak Diwa
Kepercayaan
ini dilihat dari keyakina masyarakat akan kejadian-kejadian yang luar
biasa pada seorang bayi yang baru lahir. Umpama bila ayah dan ibunya
berkuli thitam, sedangkan anak yang baru lahir itu berkulit putih dan
cantik rupawan, maka anak ini dikatakan sebagi anak dewa, yang harus di
syarati agar ia panjang umur, sbab kalau terlambat mensyaratinya, anak
ini akan berumur pendek. Menurut kepercayaan ia akan diambil oleh dewa
sebellum umur satu tahun.
Memang
sering terjadi bahwa setelah anak disyarati dengan obat-obat dan
mantera-mantera, ia akan berubah warna kulitnya dan akan meniru warna
kulit kedua orang tuanya.
Jadi dapat kita ketahui bahwa orang lampung masih meyakini kepercayaan terhadap dewa-dewa.
Namun sekarang ini Orang Lampung merupakan pemeluk agama Islam.
Tetapi walaupun dikenal sebagai pemeluk agama Islam, di kalangan masyakarat
Lampung masih berkembang sisa-sisa kepercayaan lama yang mereka sebut
kepercayaan pada Zaman Tumi. Mereka juga mempercayai makhluk-makhluk halus dan
benda-benda kuno dengan kekuatan saktinya. Sehubungan dengan kepercayaan ini,
mereka mengenal berbagai upacara adat dengan berbagai sesajian sebagai
pelengkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar